 
                        Desa Mranggen tahun ini menggelar acara yang berbasis budaya lokal. Setelah 6 tahun yang lalu vakum dari kegiatan gelar budaya akibat covid. Gelar budaya kali ini bertema NOTO DESO MBANGUN DESO dengan harapan dengan masyarakat desa yang tertata baik kehidupan dan infrastruktur dengan latar belakang pertanian sebagai komoditi pokok warga di dukung transformasi bidang pariwisata dan budaya akan terwujud desa yang mandiri.
Dalam kesempata ini di pertunjukkan berbagai pentas seni dan hiburan. Ada kesenian jathilan Turonggo Marsudi Budhoyo dari Salamsari, Wahyu Tresno Budhoyo dari Sumbersari, Kudho Kinasih dari Kalisari, Tri Mudo Utomo dari Gondangsari, Kesenian dan tari Bali, Pawai kirab budaya dan di akhiri Mranggen bersholawat. Pada malam puncak resepsi dihadiri bapak Bupati Kab. Magelang Grengseng Pamuji. Beliau mengatakan bahwa dengan acara Gelar Budaya ini seperti melihat Indonesia. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat dijadikan kalender gelar budaya tahunan kabupaten Magelang.
Kehadiran duta seni dari kabupaten Karangasem dan Gianyar Bali di pesta seni rakyat mranggen kali ini memberikan inspirasi Kesatuan dan Persatuan dapat tercipta dengan adanya kolaburasi seni budaya yang ada di nusantara. Terlebih dibangunnya sebuah candi Ngejawa Ngebali untuk memetri Gunung Merapi dan persembahan syukur kepada Tuhan YME. Puncak acar resepsi dipertunjukkan tari Pendet, Tari Margapati, tari Cendrawasih dan fragmen sejarah terpisahya pulau jawa dengan pulau Bali yang di kemas dengan apik . Cerita Manik Angkerang yang menjadi tokoh cerita dalam fragmen tersebut.
Pada hari ahad 7 September 2025 dilaksanakan kirab potensi dan budaya yang ada di Desa Mranggen. Semua dusun se desa turut ambil bagian memeriahkan kirab potensi dan budaya ini. Di buka oleh bapak camat Srumbung Bapak Budi Riyanto, S. Sos pada pukul 13.00 WIB. di depan panggung kehormatan semua kontingen dari dudun menunjukkan perform kepada bapak camat , dewan juri dan ribuan penonton. Kirab berakhir sampai bakda maghrib karena banyaknya peserta yang mengikuti kirab budaya ini. Pada malam hari semua rangkaian gelar budaya dan merti desa di tutup dengan acara Mranggen bersholawat.
 
                    
                     
                    
                     
                    
                     
                    
                     
                    
                     
                    
                     
                    
                     
                    
                     
                    
                    